Thursday, May 10, 2007

Mesir Bekukan Asset-Asset Milik Anggota Ikhwanul Muslimin

Mesir Bekukan Asset-Asset Milik Anggota Ikhwanul Muslimin
Eramuslim Senin, 29 Jan 07 14:04 WIB

Pihak kejaksaan Mesir membekukan asset milik 29 orang anggota Ikhawanul Muslimin dan ke luarganya dengan tuduhan "pencucian uang dan membiayai kelompok-kelompok ilegal."
Di antara 29 orang yang assetnya dibekukan itu adalah tokoh pemimpin Ikhwanul Muslimin, Muhammad al-Shater dan pengusaha Mesir, Abdul Rahman Sewudi. Keduanya kini berada dalam tahanan pemerintah Mesir.
Anggota ikhwanul Muslim lainnya yang assetnya juga dibekukan adalah Al-Taqwa Yussef, kepala bank Islam Nada yang kini berada dalam pengasingan di luar negeri.
Aparat hukum di negeri Piramida itu, pada bulan Desember kemarin menangkap enam orang anggota Ikhawanul Muslimin dengan tuduhan terlibat dalam kasus pencucian uang.
Tuduhan semacam itu, baru pertamakalinya dilontarkan aparat penegak hukum di Mesir terhadap para anggota Ikhwanul Muslimin.
Dalam beberapa minggu belakangan ini, pemerintah Mesir memperketat pengawasan dan perlakuan terhadap gerakan Ikhwanul Muslimin.
Sejak aksi unjuk rasa aktivis Ikhwanul Muslimin di Universitas al-Azhar 14 Desember kemarin, pemerintah Mesir sudah menangkap sekitar 150 orang aktivis Ikhwanul Muslimin.
Di Mesir, meski dinyatakan sebagai gerakan terlarang, Ikhwanul Muslimin memiliki perwakilan di parlemen dan menjadi kelompok oposisi. Gerakan ini memenangkan 88 kursi dari 454 kursi di parlemen dalam pemilu legislatif tahun 2005 lalu. (ln/aljz)

Al-Azhar "Saingi" Kader Ikhwan Berikan Layanan Cuma-Cuma Pada Mahasiswa

Eramuslim Kamis, 8 Mar 07 14:49 WIB
Civitas Al-Azhar, Mesir kini berlomba-berlomba dengan kader Ikhwanul Muslimin dalam memberikan layanan cuma-cuma pada mahasiswa lainnya. Mereka memberikan buku-buku gratis seperti yang dilakukan para kader ikhwan, bahkan memberikan bantuan materi cuma-cuma.
Otoritas Universitas Al-Azhar mencetak buku petunjuk mahasiswa yang berisi peta lokasi, informasi-informasi tata cara pengajuan permintaan khusus kepada niversitas, tata cara permintaan surat keterangan dan penjelasan tempat-tempat pengobatan gratis. Buku petunjuk dibagikan secara gratis pada para mahasiswa.
Sumber-sumber yang dapat dipercaya di Al-Azhar pada IslamOnline mengatakan, ”Petunjuk-petunjuk itu akan dapat membantu pengembangan kinerja civitas dan memangkas jalur birokrasi, sehingga hal yang tadinya dapat diselesaikan dalam dua bulan sekarang hanya sekitar sebulan saja. ”
Wakil Rekktor Universitas Dr. Abdu ad-Daim Nashir menambahkan, ”Masih ada program yang akan dilakukan universitas untuk menyelesaikan (buku) petunjuk itu. Saat ini sudah dirampungkan Buku Petunjuk Mahasiswa yang dibutukan hampir 80 persen mahasiswa Al-Azhar."
"Akhir tahun ini kami akan menyelesaikan semua (buku-buku) petunjuk itu, yang terdiri dari 15 buku petunjuk yang terkait dengan segala hal di dalam Univesitas. Ini akan sangat berguna bagi mahsiswa, dewan pengajar dan para karyawan, ” sambung ad-Daim Nashr.
Pkader mahasiswa Ikhwan di Universitas Al-Azhar dan universitas Mesir lainnya memang sudah terbiasa memberikan buku petunjuk secara cuma-cuma kepada para mahasiswa baru di Mesir. Cara kader Ikhwan itu memicu kritik kerasa dan tak jarang pihak universitas menangkap para mahasiswa yang juga kader Ikhwan.(ilyas/iol)

Gerakan Islam Transnasional

Gerakan Islam Transnasional

SM Jumat, 11 Mei 2007
Oleh Tedi Kholiludin
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PB NU), akhir bulan April lalu meminta masyarakat hati-hati terhadap gerakan transnasional yang berkembang di Indonesia. Gerakan ini dinilai potensial menghancurkan ideologi negara Pancasila, UUD 1945, dan bukan tidak mungkin akan mengoyak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal yang sama juga dilakukan oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah dengan mengeluarkan surat edaran yang diperuntukkan bagi para anggotanya yang juga masuk dalam organisasi transnasional. Surat itu secara tegas berisi tentang pilihan: Muhammadiyah atau organisasi yang berideologi transnasional. (Syirahonline, 3/5/07)

Apa itu gerakan Islam transnasional? Siapakah mereka? Dari mana asal usulnya? Bagaimana strateginya? Bentuknya seperti apa? Seberapa besar pengaruh mereka, hingga NU dan Muhammadiyah menyerukan warganya untuk mewaspadai gerakan ini?

Nama transnasional sendiri mungkin terasa masih baru terdengar. Namun itu hanyalah nama lain dari istilah Globalized (globalisasi) Islam, Fundamentalisme, Islam Kanan, dan Islam Radikal. Gerakan Islam transnasional merupakan pola pergerakan Islam mondial yang hendak membenamkan cita-cita Islam di pelbagai negara.

Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, menyebut Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir dan al-Qaedah sebagai bagian dari gerakan politik dunia. Ketiga organisasi ini pada dasarnya tidak memiliki pijakan kultural yang kuat, visi kebangsaan, dan visi keumatan di Indonesia. Organisasi-organisasi tersebut telah menjadikan Islam sekadar sebuah ideologi politik, bukan jalan hidup.

Ikhwanul Muslimun didirikan oleh Hasan al-Banna (1324รณ1368 H/ 1906-1949 M) di Mesir tahun 1928. Doktrin yang menjadi inspirasi gerakan Ikhwanul Muslimin adalah pertama, gerakan ikhwan adalah gerakan Rabbaniyyah (ketuhanan). Kedua, gerakan ikhwan bersifat alamiyah (internasional). Arah gerakan ditujukan kepada semua umat manusia.

Ketiga, gerakan ikhwan bersifat Islami. Orientasi dan nisbatnya hanya kepada Islam. Dalam praktiknya, pola yang diterapkan oleh Ikhwanul Muslimin tidak tersentral dalam satu markas dan satu komando, tidak seperti pola Hizbut Tahrir. Kenapa tidak terpusat? Karena Ikhwanul Muslimin tidak memimpikan khilafah islamiyah internasional.

Oleh sebab itu, masing-masing daerah punya kewenangan sendiri untuk mengembangkan Ikhwanul Muslimin sesuai dengan kultur dan politik negara di mana ia berkembang. Dan bisa diberi label apa pun. Kalau di Indonesia bisa bernama Partai Keadilan Sejahtera (?), di Turki bisa memakai Partai Kesejahteraan dan Keadilan, di Malaysia bisa pakai PAS. Meski namanya berbeda, tapi ideologi, manhaj dan pola-polanya itu memiliki kesamaan antara Ikhwanul Muslimun di daerah satu dengan daerah yang lainnya.

Sementara Taqiuddin an-Nabhanyi terus berkampanye di kelompoknya di Suriah, Lebanon dan Yordania, dan kemudian berdirilah Hizbut Tahrir, yang berarti partai pembebasan. Maksudnya, pembebasan kaum muslimin dari cengkeraman Barat dan dalam jangka dekat membebaskan Palestina dari Israel. Konsep utama dari gerakan Hizbut Tahrir adalah khilafah Islamiyah.

Di luar dua kelompok tersebut, hadir pula gerakan transnasional dalam faksi yang paling radikal oleh Al Qaedah. Meskipun tidak ada hubungan organisasi secara langsung, tapi pengaruh Al Qaedah ini begitu luar biasa bagi kelompok-kelompok kecil yang menggunakan teror sebagai sarana perjuangan.